Partner

Pages

Thursday, August 9, 2012

Hanya Karena Lalat

Rasulullah SAW, sebagaimana dikutip pleh Muhammad bin Abdul Wahhab dalam kitabnya yang paling populer, Fath al-Majid fi Kitab at-Tauhid, bersabda, "Batas antara Surga dan Neraka bagi seseorang tidaklah lebih lebar dari jarak telapak ke alas kakinya sendiri."

Para sahabat penasaran dan bertanya, bagaimana bisa sedemikian? Apa maksudnya? Begitu tipiskah batas Surga dan Neraka? Sedemikian lembut dan haluskah hal-hal yang bisa menjerumuskan orang ke Neraka, atau membawanya ke Surga? Jika demikian, betapa kita mesti berhati-hati dalam bersikap dan bertindak.

Apa jawaban Nabi SAW kemudian? Beliau menjawabnya dengan cerita tentang dua orang yang masuk Neraka dan Surga. Aneh dan uniknya, Allah memasukkan mereka ke dua tempat yang berbeda itu hanya disebabkan oleh (seekor) lalat.

Dikisahkan, dua orang masuk ke sebuah perkampungan dimana penghuninya menyembah berhala. Berhala tersebut dipancang dengan gagahnya, bertengger didepan gerbang perkampungan. Penduduk perkampungan tersebut mewajibkan kepada setiap orang asing yang memasuki/melewati perkampungan itu membuat pengorbanan demi menghormati sang berhala. Jika enggan, mereka akan membunuhnya.

Kepada orang pertama, penjaga berhala berkata, "Berkorbanlah demi keagungan berhala sesembahan kami ini."
"Aku tidak punya sesuatu pun yang dapat aku korbankan demi berhala ini."
"Berkorbanlah, meski hanya dengan seekor lalat", kata penjaga berhala.

sembah berhala

Maka si orang tersebut menangkap lalat, lalu menyembelihnya sebagai korban. Penjaga berhala pun mempersilakannya masuk perkampungan dengan selamat. Akan tetapi Allah berfirman, "Orang ini masuk Neraka."

Kepada orang kedua, penjaga berhala pun berkata, "Berkorbanlah demi keagungan sesembahan berhala kami ini."
"Aku tidak akan berkorban sesuatu pun selain untuk Allah. Pengorbanan hanyalah untuk Allah. Aku berlindung dari perbuatan menyekutukan-Nya dengan yang lain," kata orang kedua.

Maka, penjaga berhala pun membunuhnya seketika itu juga. Tetapi Allah berfirman, "Orang ini amsuk Surga."

Hadis Nabi SAW di atas secara mendasar mengajarkan kepada kita, betapa penting bagi kita untuk menjaga akidah islamiah agar terkotori oleh noda-noda syirik (perilaku menyekutukan) kepada Allah, meskipuns edikit atau bahkan syirik dalam kadar yang terkecil, yakni dalam wujud riya' (pamer), sum'ah (ingin didengar kebaikannya), 'ujub (kagum terhadap amal ibadahnya sendiri), sombong, dan sejenisnya.

Rasul pernah bersabda, ,isalnya, "Aku sangat khawatir umatku tertimpa perilaku syirik kecil." Sahabat bertanya, "Apa syirik kecil itu, wahai Nabi?" Jawab Nabi SAW, "Riya' (memamerkan amal perbuatan)." 
Dalam hadis yang lain Beliau bersabda, "Seseorang akan terhalang ke Surga jika di dalam hatinya terdapat sikap takabur (kibr), meski itu hanya sebesar biji zarrah."

Syirik adalah dosa yang tak terampuni, menghempaskan kita ke jurang Neraka yang mengerikan dan menjijikkan, menjauhkan kita dari wangi Surga Allah yang indah. Bahkan, alih-alih memasukkan ke Surga, syirik menghalangi kita untuk bertemu Allah. Dalam ayat terakhir (110) Surat Al-Kahfi, Al_Quran menjelaskan, "Siapa yang berharap bisa bertemu Tuhannya, maka hendaklah ia beramal saleh dan tidak emnyekutukan Dia dalam beribadah kepada-Nya dengan sesuatu pun". Wallahu a'alam.

From the book :
Di Neraka Tak Ada Api
by :
Sabrur R. Soenardi









No comments:

Post a Comment

 
Free Blogger Templates