Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengaduh kesakitan pada ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek. Anakku, kata sang ibu sambil bercucuran air mata, Tuha tidak memberikan pada kita bangsa kerang sebuah tanganpun, sehingga ibu tak bisa menolongmu. Sakit sekali, aku tahu anakku. Kuatkan hatimu. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan cairan perutmu.
Hanya itu yang bisa kau perbuat, kata ibunya dengan sendu. anak kerangpun melakukan nasihat bundanya. Kadang ditengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya. Dengan air mata ia bertahan, berathun-tahun lamanya. Tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus. Rasa sakitpun makin berkurang. Dan semakin lama mutiaranya semakin besar.
Akhirnya sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar, utuh mengkilap, dan berharga mahal pun terbentuk dengan sempurna. Penderitaannya berubah menjadi mutiara, air matanya berubah menjadi sesuatu yang berharga. Sebagai hasil derita bertahun-tahun, kerang itu kini, lebih berharga dibandingkan jutaan kerang rebus dipinggir jalan.
"Agar Selalu Ditolong Allah"
Hendra Setiawan